Aurora adalah fenomena alam
yang hanya muncul di langit belahan bumi utara. Saking uniknya, aurora yang indah sering
disebut-sebut dalam berbagai mitologi Yunani hingga dongeng Indian. Aurora
memiliki kombinasi warna kuning, pink, merah, biru, ungu, hijau sehingga
menjadi fenomena menarik.
Di dunia ini terdapat beberapa negara bisa dijadikan untuk melihat fenomena
Aurora, berikut kami sajikan 5 tempat terbaik di dunia untuk melihat Aurora.
1. Alaska
Tempat yang paling menarik untuk menikmati Aurora di belahan Amerika Utara adalah
Alaska. Wilayah ini terletak 32 km dari Fairbanks, dimana pegunungan Alaska
menawarkan tempat yang indah dan memanjakan untuk menangkap Aurora Borealis. Di
sana terdapat beberapa penginapan dan losmen yang menawarkan jasa dan
perlengkapan untuk melihat aurora.
Selain itu Anda juga bisa menaiki kereta salju yang ditarik oleh sekumpulan
anjing husky atau berendam di kolam air panas sambil menonton aurora yang
menari di langit malam. Waktu terbaik untuk mengunjungi Alaska adalah bulan
Maret, dimana langit biasanya cerah pada bulan tersebut. Pada bulan Agustus
sampai pertengahan April juga menjadi waktu yang tepat untuk menonton aurora.
2. Kanada
Negara yang berada di benua Amerika ini merupakan salah satu tempat terbaik
untuk menikmati cahaya ajaib dari utara tersebut. Ontario menawarkan tur khusus
yang tidak terlupakan. Perjalananan selama sejam dengan mobil salju di daerah
Danau Superior juga termasuk dalam daftar kegiatan tur di Ontario.
Di kota ini Anda akan diajak tenggelam dalam cahaya mistik di langit utara
menjauh dari hingar bingar ibu kota Kanada. Selain Ontario, Yukon yang terdapat
di paling barat Kanada merupakan tempat yang juga menyajikan pemandangan aurora
terbaik, tepatnya di sekitar Danau Laberge. Di tempat ini Anda bisa menyewa
kabin kayu yang terletak di dekat danau dan nikmati pemandangan Aurora Borealis
tanpa batas.
Agustus hingga akhir April adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat
ini. Anda bisa memancing, menaiki kereta salju, ski, naik mobil salju dan
berperahu dengan bingkai aurora di atas kepala Anda.
3. Finlandia
Saariselkae yang terletak di Lapland, bagian utara Finlandia adalah tempat yang
tak kalah indah untuk menikmati aurora. Negara ini adalah negara dengan angka
polusi yang kecil. Dengan keadaan ini, langit utara Finlandia bisa mempesona
para turis dengan menyajikan aurora yang luar biasa selama sekitar 200 malam
dalam setahun.Selain menikmati aurora, Anda juga bisa menaiki kereta salju yang ditarik rusa,
mengemudikan mobil salju atau menonton kawanan anjing husky. Bulan-bulan
terbaik mengunjungi Saariselkae adalah sekitar November sampai Maret. Khususnya
pada saat udara bersahabat dan langit cukup bersih.
4. Norwegia
Ada beberapa kota di Norwegia yang menawarkan pemandangan aurora, namun yang
terbaik adalah Tromso. Di kota ini menyajikan festival yang ditujukan untuk
menghormati dewa fajar. Pada saat fajar pertama menyentuh tanah Tromso,
festival cahaya utara dimulai. Festival ini dirayakan di seluruh wilayah Tromso
dan diisi dengan musik, makanan dan cemilan.
Tromso terletak di 571 km dari lingkaran Artik. Aurora Borealis bisa dilihat
sekitar pukul 18.00 sore sampai pukul 1.00 malam setiap dua kali sehari.
Januari adalah bulan terbaik untuk berkunjung. Ingat, udara Tromso benar-benar
dingin, pastikan Anda membawa persediaan baju dingin yang cukup.
5. Islandia
Bertempat di dekat Kota Reykjavik, daerah ini menyediakan beberapa tur yang
membawa Anda menjauh dari kota menikmati Aurora terbaik. Tempat ini tepat untuk
menikmati cahaya aurora dengan intim. Malam-malam pada bulan September sampai
Maret merupakan waktu yang tepat untuk menjadwalkan perjalanan Anda ke sini.
Pernahkah kamu melihat meteor? di malam yang cerah jika kita melihat
kelangit kadang-kadang kita melihat adanya benda bergerak cepat sambil
berpijar itulah yang disebut meteor. Ada juga yang menyebutnya bintang jatuh/bintang beralih.
Gambar. Meteor
Diangkasa
banyak sekali benda berukuran kecil yang tidak mempunyai lintasan
tertentu.benda-benda ini bergerak bebas diangkasa dengan kecepatan
tinggi,benda ini disebut meteoroid .Apabila benda ini tertarik
oleh planet yang mempunyai atmosfer seperti bumi maka benda tersebut
akan berpijar karena bergesekan dengan atmosfer.Benda tersebut dinamakan
meteor.Apabila meteor tidak habis terbakar diatmosfer,maka akan sampai di bumi.batu meteor yang sampai di bumi kita sebut meteorit. Contoh meteorit ada yang tersimpan di musium geologi bandung.Jika
meteorit yang sampai kepermukaan bumi berukuran besar maka permukaan
bumi yang kejatuhan meteorit tersebut dapat membentuk kawah-kawah yang
terbentuk disebut kawah meteor.Salah satu contoh kawah meteor tedapat di wolf creek ,amerika serikat.
Gambar. Jatuhnya asteroid ke bumi
Menurut para ahli,meteor tersusun dari besi dan nikel. Asteroid/planetoid
ialah benda-benda langit berukuran kecil yang mengelilingi matahari
pada lintasan tertentu.Rata-rata diameter asteroid adalah 2 km.Bentuk
sisinya tidak beraturan sehingga orang mengatakan bahwa asteroid adalah pecahan-pecahan sebuah benda langit.Bentuk lintasanya menyerupai lingkaran dan kebanyakan berada di sabuk asteroid yang berada diantara orbit mars dan yupiter.Asteroid terbesar yang pernah ditemukan ialah ceres dengan diameter 770 km.Telah ditemukan lebih dari 5500 asteroid dan beberapa diantaranya ialah: 1.) pallasdengan diameter 560 km 2.) juno dengan diameter 190 km dan 3.) vesta dengan diameter 390. km.
Teori Giant Impact merupakan hipotesabagaimana proses terbentuknya bulan. Ilmuwan berteori, Bulan
terbentuk akibat bergabungnya serpihan-serpihan pecahan Bumi yang
ketika itu masih muda bertabrakan dengan benda langit berukuran sebesar
planet Mars.
Gambar. Astronot mengambil Batuan di bulan
Salah satu bukti yang mendukung hipotesa ini adalah contoh-contoh bebatuan yang diambil para astronot
saat mengunjungi Bulan. Dari bebatuan itu, terindikasi bahwa permukaan
Bulan sebelumnya berbentuk cair dan kemungkinan, ia memiliki inti
kecil dari besi dengan kepadatan yang lebih rendah dibanding Bumi.
Adapun benda langit yang menghantam Bumi disebut sebagai Theia,
diambil dari nama dewi bangsa Yunani, yang merupakan ibu dari Selene,
dewi Bulan.
Gambar. Theia menabrak bumi
Menurut teori Giant Impact, Theia terbentuk bersama dengan
planet-planet lainnay di tata surya sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu.
Ia mengitari Matahari dalam orbit yang kurang lebih sama dengan Bumi
sekitar 60 derajat di depan atau di belakang Bumi.
Gambar. Theia
Stabilitasnya dalam mengitari Bumi kemudian terganggu karena Theia
kemudian tumbuh melampaui batas maksimal 10 persen massa planet Bumi.
Akibatnya, gaya gravitasi membuat Theia meninggalkan posisi orbitnya
dan mendekati Bumi lalu saling bertabrakan.
Menurut para astronom, tabrakan antara Bumi dan Theia terjadi
sekitar 4,53 miliar tahun lalu, atau sekitar 30 sampai 50 juta tahun
setelah terbentuknya sistem tata surya. Akan tetapi, dari bukti-bukti
terakhir, terindikasi bahwa tabrakan itu terjadi lebih lambat, yakni
4,48 tahun lalu.
Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi yang kita rasakan sangat
luas. Bayangkan saja, jari-jari yang dimiliki bumi mencapai 6.370 km.
Panjang keliling Khatulistiwa yang melewati negara kita sekitar 40.000
km. Jadi kalau dibandingkan sama dengan 40 kali panjang Pulau Jawa.
Akan tetapi, pernahkah kamu merenungkan tentang bagaimana bumi tempat
kita berpijak ini terbentuk? Apakah bumi suatu benda yang bulat dan
kaku? Bagaimana sejarah pembentukan dan perkembangan muka bumi? Seperti
apakah karakteristik lapisan bumi? Semua pertanyaan tersebut tentunya
akan kita bahas dalam subab ini, sehingga kamu mengetahui dan lebih
memahaminya.
Proses terbentuknya planet bumi tidak dapat dipisahkan dengan sejarah
terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan bumi merupakan salah satu
anggota keluarga matahari, di samping planet-planet lain, komet,
asteroid, dan meteor. Bahkan para ilmuwan memperkirakan bahwa matahari
terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet masih dalam wujud
awan debu dan gas kosmis yang disebut nebula berputar mengelilingi
matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan
akhirnya saling bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok
membentuk bulatan-bulatan bola besar yang disebut planet, termasuk
planet bumi.
Dari proses tersebut, kita memperoleh gambaran bahwa sistem tata surya
berasal dari massa gas (kabut gas atau nebula) yang bercahaya dan
berputar perlahan-lahan. Massa gas tersebut secara berangsur-angsur
mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Karena massa gas itu
berotasi dengan kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian
khatulistiwa (ekuatornya) yang mendapat gaya sentrifugal paling besar,
sehingga massa tersebut menggelembung. Akhirnya dari bagian yang
menggelembung tersebut ada bagian yang terlepas (terlempar) dan
membentuk bola-bola pijar dengan ukuran berbeda satu sama lain.
Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi matahari, sedangkan bola-bola
kecil yang terlepas dari massa induknya mendingin menjadi planet,
termasuk bumi kita. Pada saat terlepas dari massa induknya,
planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu
sangat tinggi. Karena planet berotasi, maka ada bagian tubuhnya yang
terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda
tersebut selanjutnya dinamakan bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, bumi kita
sendiri terbentuk atau terlepas dari tubuh matahari sekitar 4500 juta
tahun yang lalu. Perkiraan terbentuknya bumi ini didasarkan atas
penelaahan palentologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa mahluk
hidup purba pada masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari
struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk muka bumi).
Pada saat terlahir (sekitar 4500 juta tahun yang lalu) bumi kita pada
awalnya masih merupakan bola pijar yang sangat panas, suhu permukaannya
mencapai 4.0000 C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, secara
berangsur-angsur bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian
luar bumi membeku membentuk lapisan kerak bumi atau kulit bumi yang
disebut litosfer, sedangkan bagian dalam planet bumi sampai sekarang
masih dalam keadaan panas dan berpijar.
Selain pembekuan kerak bumi, pendinginan massa bumi ini mengakibatkan
terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses
penguapan ini terjadi dalam waktu jutaan tahun, sehingga terjadi
akumulasi uap dan gas yang sangat banyak. Pada saat inilah mulai
terbentuk atmosfer bumi.
Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut,
pada akhirnya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk pertama kalinya di
bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama.
Titik-titik air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan
muka bumi membentuk bentang perairan laut dan samudera.
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa pada awal pembentukannya, seluruh
bagian planet bumi relatif dingin. Kemudian pada proses selanjutnya,
suhu bumi semakin meningkat hingga mencapai suhu seperti saat ini.
Berdasarkan penelitian para ilmuwan, dijelaskan adanya tiga faktor yang
menyebabkan naiknya suhu bumi tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Akresi (accretion) yaitu naiknya suhu bumi akibat tumbukan
benda-benda angkasa atau meteor yang menghujani bumi. Energi dari
benda-benda tersebut berubah menjadi panas. Bayangkan saja, 5 ton berat
benda angkasa, kemudian menghantam bumi dengan kecepatan 30 km per
detik, diperkirakan memberikan energi yang sama dengan ledakan nuklir
sebesar 1000 ton. Daerah sekitar tumbukan tersebut meninggalkan
lubang-lubang yang sangat besar (kawah) di permukaan bumi. Pada saat
bersamaan, bulan juga ditabrak oleh benda angkasa tersebut. Karena itu,
apabila kamu melihat bulan dengan menggunakan teropong maka kamu bisa
menyaksikan kawah yang terbentuk pada masa lampau.
2. Kompresi yaitu semakin memadatnya bumi karena adanya gaya gravitasi.
Bagian dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibandingkan bagian
luarnya, sehingga pada bagian dalam bumi suhunya lebih panas. Tingginya
suhu di bagian dalam bumi (inti bumi) mengakibatkan unsur besi pada bumi
menjadi cair, sehingga inti bumi merupakan cairan.
3 . Adanya disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radioaktif seperti
uranium, thorium, dan potasium. Jumlah unsur-unsur tersebut sebenarnya
relatif kecil tetapi dapat meningkatkan suhu bumi. Atom-atom dari
unsur-unsur tersebut secara spontan terurai dan mengeluarkan
partikel-partikel atom yang berubah menjadi unsur lain dan diserap oleh
batuan di sekitarnya.
Gambar 2.2 Proses meningkatnya suhu bumi
Itulah proses pembentukan bumi, tempat kita tinggal dan hidup di
dalamnya. Lalu bagaimana dengan proses terjadinya perlapisan di bumi?
Secara ringkas, proses pembentukan bumi hingga terjadinya perlapisan
tersebut terbagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pada saat bumi merupakan planet yang homogen atau belum terjadi diferensiasi dan zonafikasi.
2. Proses diferensiasi atau pemilahan, yaitu ketika material besi yang
lebih berat tenggelam menuju pusat bumi, sedangkan material yang lebih
ringan bergerak ke permukaan. Dengan demikian, bumi tidak lagi dalam
keadaan homogen, melainkan terdiri atas material yang lebih berat (besi)
di pusat bumi dan material yang lebih ringan di bagian yang lebih luar
atau kerak bumi.
3. Proses zonafikasi, yaitu tahap ketika bumi terbagi menjadi beberapa
zona atau lapisan, yaitu inti besi yang padat, inti besi cair, mantel
bagian bawah, zona transisi, astenosfer yang cair, dan litosfer yang
terdiri atas kerak benua dan kerak samudera.
Dengan demikian, perubahan suhu yang dimulai dari bahan pembentuk bumi
hingga terbentuk bumi, kemudian mengalami pendinginan dan terjadinya
kenaikan suhu kembali, seperti yang dijelaskan di atas, mengakibatkan
bumi sebagai planet yang memiliki lapisan-lapisan. Proses zonafikasi
pada bumi telah membaginya ke dalam beberapa lapisan.
Gambar 2.3 Proses pembentukan lapisan bumi
(Sumber: Frank Press and Raymond Siever, 1986, Earth, halaman 13)
PENGERTIAN TATA SURYA
Tata Surya, adalah suatu sistem di jagat raya yang terdiri atas matahari
sebagai pusatnya dan planet-planet (termasuk Planet Bumi),
satelit-satelit alam (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu,
kabut, dan benda-benda lainnya sebagai anggotanya yang beredar
mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya
masing-masing.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintang-bintang
yang lainnya kemungkinan besar mempunyai sistem seperti tata surya.
Dengan kata lain, bukan tidak mungkin setiap bintang mempunyai sistem
bintang seperti matahari, sebab matahari hanya merupakan satu dari
milyaran bintang yang ada di jagat raya.
Lalu, apa itu jagad raya / alam semesta?
Jika kamu mengatakan alam semesta, maka terkandung pengertian tentang
sesuatu yang luas atau tak terhingga. Itulah jagat raya, merupakan ruang
tak terbatas tempat di mana ribuan galaksi berada dengan jarak yang
sangat besar dan masing-masing berukuran besar pula. Galaksi kita yaitu
tempat matahari kita sebagai anggotanya dinamakan Bima Sakti (Milky Way)
memiliki diameter 80.000 tahun cahaya. Galaksi yang terdekat dengan
Bima Sakti ialah Awan Magellan (Magellanic Clouds) memiliki jarak
160.000 tahun cahaya. Matahari merupakan pusat dari sistem tata surya
yang di dalamnya terdapat planet-planet sebagai anggotannya, termasuk
bumi kita. Matahari hanya merupakan sebuah bintang dari sekitar 200
milyar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti.
Gambar 2.1 Bumi diantara planet-planet lain dalam Tata Surya
Berikut ini melukiskan urutan gambaran ukuran di jagat raya.
A. Jarak khatulistiwa bumi = 6.370 km.
B. Jarak Bumi dengan Matahari = 149.600.000 km = 1 Satuan Astronomis
C. Jarak Matahari dengan Alpha Centauri = 4,5 tahun cahaya.
D. Panjang Galaksi Bima Sakti = 80.000 tahun cahaya
E. Jarak Galaksi Bima Sakti dengan Kabut Magellan = 160.000 tahun cahaya.
F. Panjang Galaksi Andromeda = 180.000 tahun cahaya.Jelaslah bahwa jagat
raya tak dapat diukur, dalam arti batas-batasnya tak dapat diketahui.
Kiranya Tuhan jualah yang Maha Mengetahui, betapa luas jagat raya ini.
Nah sekarang, coba kamu cari tahu tentang jarak planet lain dengan
galaksi-galaksi dan jarak antarplanet dalam galaksi Bima Sakti!